Netizen Ngobrol Bareng MPR RI, Merefleksikan Kembali Nilai-Nilai Pancasila Dalam Menggunakan Media Sosial

Setelah sekian banyak jatuh bangun
Setelah sekian banyak terbentur dan terbentuk
Setelah sekian banyak tertimpa dan tertempa
Masihkah kita melabuhkan harapan di atas kekecewaan?
Persatuan di atas perselisihan?
Kejujuran di atas kepentingan?
Dan musyawarah di atas amanah?

Ataukah ke-Indonesiaan kita telah pudar?
Dan hanya tinggal slogan dan rekaman

TIDAK!!!

Karena mulai hari ini, nilai-nilai itu kita lahirkan kembali, kita bumikan dan kita bunyikan kembali di setiap jiwa dan raga manusia Indonesia..

Sepenggal puisi yang di bacakan bapak Ma'ruf Cahyono Sekjen MPR RI menutup keseruan acara Ngobrol Bareng MPR RI bersama Netizen di gedung MPR/DPR tanggal 5 Juni lalu, agak sedikit merinding ketika pak Makruf memekikkan kata TIDAK!! 


Saya merasa sangat beruntung sekali hari itu, bisa hadir di sebuah acara yang membangkitkan gelora semangat kebangsaan, ngobrolin tentang Pancasila bareng ketua MPR Bapak Dr (HC) Dzulkifli Hasan SE. MM dan Sekretaris Jenderal MPR Bapak Ma'ruf Cahyono.

Selain itu bisa masuk ke gedung MPR/DPR, sesuatu yang tak pernah saya bayangkan sebelumnya, berada di sebuah gedung yang mejadi saksi sejarah, perjuangan dan jatuh bangun negara Indonesia.


Ngobrol Bareng MPR RI, Merefleksikan Kembali Nilai-Nilai Pancasila Dalam Menggunakan Media Sosial

Ngobrol Bareng MPR RI, Merefleksikan Kembali Nilai-Nilai Pancasila Dalam Menggunakan Media Sosial
Netizen antusias mengabadikan selfi bareng ketua MPR bapak Dzulkifli Hasan

Acara ini di adakan sebagai momentum dari peringatan hari lahir Pancasila yang jatuh tanggal 1 Juni juga sebagai respon  dari keriuhan di media sosial akhir-akhir ini. 

Ya..nggak bisa di pungkiri sebagai blogger yang aktif  menggunakan media sosial, saya merasakan ramainya media sosial memperbincangkan, eh..! lebih tepatnya memperdebatkan beberapa issue penting tentang persoalan kehidupan berbangsa dan bernegara kita, seperti toleransi, keberagaman, kebersamaan, persatuan dan kesatuan kita yang di pertanyakan sejauh mana kekuatannya.

Timeline twitter, wall facebook, grid Instagram dan beberapa forum serta media online seakan memanas, dengan umpatan, argumentasi, cacian, ujaran kebencian, dan meme yang kurang patut. Timeline yang dahulu adem, dengan status recehan dan terkesan nggak penting, kemudian terasa semakin berat dan sensitif.

Bergulirnya issue ini menurut bapak Dzulkifli Hasan, secara langsung atau tidak langsung, ada kaitannya dengan perhelatan pemilihan kepala daerah di DKI Jakarta, namun kemudian berkembang menjadi tidak sehat dan tidak terkendali, melebar ke berbagai aspek kehidupan lain, yang sebenarnya tidak berkaitan dengan akar permasalahan. Masyarakat, terutama di media sosial terlalu antusias dan larut dalam emosi, pada apa yang di lakukan para tim sukses pemenangan masing-masing calon, hmmm...saya jadi merenungkan pernyataan pak Dzulkifli ini.

Sebagai sebuah negara demokrasi, dinamika seperti ini sesungguhnya wajar, karena semua orang berhak menyampaikan pendapat dan opini, yang terpenting jangan sampai kebablasan dan apa yang terjadi saat ini adalah sebuah pembelajaran bagi demokrasi kita kedepan.

Ngobrol Bareng MPR RI, Merefleksikan Kembali Nilai-Nilai Pancasila Dalam Menggunakan Media Sosial
Bapak Dzulkifli Hasan, Ketua MPR RI
                                       
Ngobrol Bareng MPR RI, Merefleksikan Kembali Nilai-Nilai Pancasila Dalam Menggunakan Media Sosial
Bapak Ma'ruf Cahyono Sekjen MPR
                                        
Bapak Dzulkifli Hasan memaparkan kita patut bersyukur mempunyai sebuah sistem yang tidak di miliki oleh negara manapun selain Indonesia, yaitu Demokrasi Pancasila, sebuah sistem demokrasi yang proses dan pelaksanaanya berdasarkan prinsip dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, pasti pada hafal dong ya bunyi Pancasila?

1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pancasila di rumuskan berdasarkan semangat dan nilai-nilai tradisi dan budaya asli Indonesia, Gotong Royong, Kekeluargaan dan Kasih Sayang. Sebuah kondisi yang sangat lekat pada saat Pancasila di rumuskan. Karena sesungguhnya jika pada masa itu satu kelompok saja, satu suku saja, atau satu agama saja menghendaki kelompoknya, sukunya, atau agamanya saja yang paling utama, bisa di bayangkan dampaknya.

Para pejuang dan pendiri bangsa Indonesia di masa lalu adalah para visioner, yang mampu melihat dengan jelas kondisi Indonesia di masa depan, mereka menyadari negara dan bangsa yang baru berdiri waktu itu, harus memiliki sebuah landasan bersama, sesuatu yang mempersatukan, sesuatu yang membuat negara ini kuat, tidak mudah di adu domba, dan sulit untuk di cerai berai, dan akhirnya mereka sepakat menjadikan Pancasila sebagai dasar negara, yang selain untuk mempersatukan, juga berperan untuk menangkal nilai-nilai dari luar yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.

Karena Negara Indonesia di bangun di atas banyak sekali perbedaan dan keragaman, ada banyak sekali kelompok, golongan, yang berasal dari ribuan suku bangsa dengan lebih dari tujuh ratus bahasa dan menganut berbagai macam agama serta aliran kepercayaan, saat itu semuanya sama-sama ikut andil dalam berjuang, melawan penjajah, hingga akhirnya Indonesia mencapai kemerdekaan. 

Pancasila adalah sebuah acuan bagi setiap warga negara Indonesia, semuanya tanpa terkecuali dari suku, bangsa, agama, kelompok dan golongan apapun mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Di hadapan kurang lebih seratus netizen dan blogger, bapak Dzulkifli Hasan menegaskan pentingnya  peran netizen yang bergerak aktif untuk menyuarakan ini, agar menggunakan media sosial dengan bijaksana, menjadi sesuatu yang bermanfaat, sampaikan bahwa perbedaan yang ada jangan di jadikan sarana untuk memukul tapi untuk kita saling merangkul satu sama lain, pegang teguh empat pilar negara kita yaitu:

1. Pancasila
2. NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)
3. UUD 1945
4. Bhinneka Tunggal Ika

Media sosial di buat sebagai jejaring pertemanan, menjalin persaudaraan bukan untuk mencari musuh, ruang untuk mencari solusi, bukan media untuk berdebat, tidak ada guna dan tidak ada untungnya kita menghabiskan waktu untuk ribut-ribut di media sosial, apalagi jika kemudian keributan yang notabene terjadi di dunia maya, berkembang ke dunia nyata, maka yang paling di rugikan adalah kita semua, pembangunan bisa terhambat, dan kita semakin sulit mengejar ketertinggalan dari bangsa lain.

Refleksikan nilai-nilai Pancasila dalam menggunakan media sosial, salah satunya dengan tidak menyebarkan berita hoax dan kebohongan yang berpotensi memecah belah, tangkal informasi hoax dengan informasi yang benar dan positif, yang bermanfaat untuk kebaikan, jangan asal sebar informasi, cari sumber yang valid, "tabayyun" atau kroscek terlebih dahulu informasi sebelum di bagikan, kalau mau beropini, beropinilah yang berimbang dan tidak menyesatkan.

Karena keterbatasan waktu, sesi ngobrol bareng pak Dzulkifli tidak berlangsung lama, beliau sudah di tunggu agenda lain, maka ngobrol di lanjutkan oleh bapak Ma'ruf Cahyono. Hal yang kurang lebih sama juga di sampaikan oleh bapak Ma'ruf Cahyono, selaku sekretaris Jenderal MPR RI, menurut beliau di perlukan kecerdasan dan obyektifitas setiap kali kita menerima informasi, terlebih persoalan menyangkut dengan permasalahan politik. 

Tahun ini peringatan hari lahir Pancasila memang istimewa, karena untuk pertama kalinya di jadikan sebagai hari libur bersama, serta di adakannya Pekan Pancasila, media sosial di ramaikan dengan foto-foto yang di hiasi slogan dan hastag Saya Indonesia, Saya Pancasila!

Sebagai Netizen di harapkan mampu membumikan dan membunyikan kembali pemahaman akan nilai-nilai Pancasila, slogan Saya Indonesia, Saya Pancasila! bukan hanya sebatas gambar, tapi bentuk penyadaran agar pancasila dapat di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Banyak pertanyaan yang di ajukan oleh para blogger dan netizen, seperti persoalan mualaf Pancasila, seolah-olah kita baru mengenal Pancasila, menurut beliau istilah tersebut jangan terlalu di permasalahkan, justru harus menjadi pacuan untuk kita kembali mengamalkan nilai-nilai Pancasila.

Ada juga yang mempertanyakan menurunnya "kemampuan" MPR sebagai perangkat negara yang mempunyai peran strategis dalam menentukan arah kebijakkan bangsa, dan inilah yang ingin di tegaskan oleh MPR, netizen di harap dapat mengabarkan kepada  masyarakat dengan bahasa yang mudah di mengerti, bahwasanya MPR terus bekerja, sesuai dengan fungsinya, meskipun saat ini presiden tidak lagi di pilih oleh MPR tapi di pilih langsung oleh rakyat Indonesia, MPR tentu saja mengawasi jalannya pemerintahan, dan menyalurkan aspirasi masyarakat dalam mendorong pengambilan keputusan.

Bapak Ma'ruf, menguraikan banyak sekali agenda, kegiatan MPR salah satunya seperti Konferesi Etika Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, serta aneka kegiatan diskusi dengan berbagai komunitas. Mengatasi permasalahan dan dinamika bangsa, juga bukan hanya tanggung jawab MPR, di perlukan sinergi dengan perangkat negara lainnya, terjalin kerjasama satu sama lain, termasuk juga peran serta masyarakat di dalamnya.

Sebelum acara di akhiri dengan buka bersama,  pembacaan puisi dari bapak Ma'ruf Cahyono, di akhiri dengan tepuk tangan meriah, dan menurut saya TIDAK!! Ke-Indonesiaan kita tidak akan pernah pudar, Pancasila tidak akan berakhir sebagai sebuah slogan dan rekaman, karena kita warga netizen akan membumikan dan membunyikan kembali Pancasila.





































Komentar

(5)
  1. alhamdulillah bisa ke acara ini, sepulang dari acara ini niat untuk menegakkan Pancasila tumbuh kembali. semoga dengan gerakan kecil spt menggunakan sosmed dngn bijak dari diri sendiri bisa mencegah cerai-berai kesatuan Indonesia, amiin

    BalasHapus
  2. Nda nyangka ternyta sekjen MPR Bapak Makruf Cahyo lihai banget dlm berpuisi ya :)
    Bersukur bisa ikutan ngobrol santai di sini, kukira bakalan serius ternyta suasana nya cukup meriah dan meninggalkan kesna yg mendalam hehe...

    Smoga kita bisa mnejaga nilai-nilai Pancasila yaa dan mengamalkannya dalam keseharian kita :)

    BalasHapus
  3. Aku kalau baca timeline medsos sedih juga mba. Serba nyinyir dan aku memilih untuk tak ikut nyinyir dan menyebarkan hoaz. Seru sekali bisa hadir dan ngobrol bareng MPR RI :)

    BalasHapus
  4. Ahh seru banget acaranya, jadi inget jaman liputan di gedung DPR

    BalasHapus
  5. Sering-sering deh MPR ngadain acara temu gini ya,biar ada kedekatan pemimpin dan rakyat

    BalasHapus

Posting Komentar