Wujudkan Indonesia Emas Tahun 2045 Dengan Membentuk Anak Sehat Dari Sekarang

Untuk memutus mata rantai masalah gizi seyogyanya perhatian keamanan pangan yang di konsumsi anak harus di beri perhatian lebih, karena masalah gizi anak, semata-mata tidak di sebabkan oleh faktor ekononomi semata, melainkan juga kurangnya wawasan dan pengetahuan ibu. Ibu-ibu di harapkan memberi perhatian lebih pada makanan anak-anak nya, terutama makanan yang beredar di pasaran, di sekitar sekolah dan lain-lain,ibu-ibu harus proaktif mencari informasi yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak


Besok tanggal 17 Agustus, genap 72 tahun negara kita tercinta Indonesia merdeka, suka cita merayakan kemerdekaan sudah terasa, umbul-umbul dan aneka pernak-pernik perayaan kemerdekaan menghiasi tiap sudut jalan, kampung-kampung, kantor dan sekolah. 

Selama 72 tahun perjalanan kemerdekaan, sudah banyak sekali capaian yang di raih bangsa Indonesia, meski di sisi lain, masih punya banyak sekali ketertinggalan di bandingkan dengan negara lain, padahal di tahun 2045, saat peringatan 100 tahun atau satu abad kemerdekaan, mempunyai visi yang sangat luar biasa menjadi Indonesia Emas, itu artinya 28 tahun dari sekarang.

Impian masa depan tentu tak akan terwujud jika hari ini tak berbuat sesuatu. Indonesia emas di tahun 2045, semoga kita masih di beri kesempatan menyaksikannya yah. Anak cucu kemungkinan besar akan merasakannya, kondisi Indonesia Emas akan tercapai jika mempersiapkan mereka dengan baik, dari sekarang.

Kondisi anak-anak saat ini, bisa menjadi gambaran akan seperti apa masa depan bangsa kita kelak, dan cukup mengkhawatirkan ketika Badan Pusat Statistik atau BPS menyatakan jumlah penduduk miskin Indonesia pada bulan maret 2017, sebanyak 27,7 juta jiwa, 11 juta jiwa di antaranya adalah anak-anak atau 40% dari keseluruhan penduduk miskin, selain itu banyak anak Indonesia mengalami Malnutrisi, bukan karena orangtuanya kekurangan materi, tetapi lebih kepada pola makan tidak seimbang, serta pola hidup yang tidak tepat dan tidak sehat.

Kurang lebih 84 juta jiwa total jumlah anak Indonesia saat ini (rentang usia 0-16 tahun) dalam mewujudkan visi besar Indonesia 2045, tentu bukan perkara mudah, terlebih saat itu Indonesia juga mengalami masa-masa bonus Demografi, yaitu kondisi di mana penduduk usia produktif mendominasi, anak-anak yang berusia 0-9 tahun saat ini, akan berusia 28-37 tahun, sedangkan usia 10-16 tahun akan berusia 38-44 tahun.

Generasi emas merupakan generasi yang mampu bersaing secara global bermodalkan kecerdasan komprehensif, produktif, inovatif, kreatif, damai dalam interaksi sosialnya, sehat dan menyehatkan dalam berinteraksi dengan alam dan lingkungan, mereka mau tak mau harus tangguh bersaing di tengah kompetisi internasional dalam segala bidang, memperlihatkan kepada dunia kejayaan bangsa Indonesia.

Dan untuk memulai itu semua, kita memerlukan anak yang sehat, baik secara fisik dan mental, inilah yang menjadi concern saat ini, memastikan tumbuh kembang mereka tercipta dengan baik, caranya dengan memenuhi hak-hak mereka terhadap akses kesehatan, pelindungan, dan pendidikan.

Di ungkap saat mengikuti acara diskusi publik dalam rangka peringatan hari anak nasional 2017 bertema "Pemenuhan Hak Kesehatan Anak Untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045: Upaya Promotif dan Preventif Mencegah Masalah Malnutrisi Pada Anak" acara ini berlangsung di aula gedung Kementerian Pendikan dan Kebudayaan Senayan Jakarta tanggal 7 Agustus. Wawasan saya bertambah dan ini sungguh membuka mata, betapa masalah malnutrisi sudah menjadi masalah nasional, yang jika tidak tertangani akan berdampak besar dalam pembentukkan generasi emas.

Acara yang di mulai dengan penampilan mini drama dari siswa-siswi Cugenang Gifted School, sekolah khusus anak-anak kurang mampu, mereka ber IQ tinggi dengan bakat dan kecerdasan istimewa, sekolah yang berlokasi di Cianjur ini muridnya berasal dari seluruh Indonesia.

Anak-anak Cugenang Gifted School, menampilkan kisah perjuangan seorang petugas kesehatan yang di gambarkan sebagai bidan, sedang menghadapi berbagai macam persoalan dalam menjalankan tugasnya, ibu bidan ini hampir putus asa, memberikan pengetahuan makanan sehat, ia sedih ketika ibu-ibu memberi makan anak asal kenyang, tanpa memperhatikan nilai gizi, anak-anak di berikan masakan serba instan dan jajanan yang tidak sehat.

Belum lagi ibu bidan selalu mendapat penolakkan setiap ada program imunisasi, betapa susahnya warga tempat ibu bidan mengabdi di berikan pemahaman, namun meskipun putus asa, ibu bidan ini pantang menyerah terus berusaha, agar pemahaman dan pelaksanaan pola hidup keluarga yang sehat, bergizi seimbang terwujud di tempat ia mengabdi.

Wujudkan Indonesia Emas Tahun 2045 Dengan Membentuk Anak Sehat Dari Sekarang
Anak-anak Cugenang Gifted School, beraksi memainan drama

Wujudkan Indonesia Emas Tahun 2045 Dengan Membentuk Anak Sehat Dari Sekarang

Persoalan gizi, menurut ibu Lenny Rosalin, Deputi Bidang Tumbuh Kembang anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak, sampai saat ini memang masih menjadi sesuatu yang di intervensi oleh pemerintah, karena itulah setiap melakukan kunjungan kerja ke daerah, presiden Joko Widodo, selalu melakukan pemberian makanan tambahan sebagai bagian dari jadwal acara.

Inilah yang ingin di paparkan ibu Lenny, bahwa pemerintah saat ini terus melakukan berbagai macam program, sebagai bagian dari usaha untuk mewujudkan Generasi Emas Indonesia, dengan melakukan intervensi di kehidupan masyarakat, sejak sebelum ibu hamil, hamil, melahirkan dan meyusui, hingga masa batita, balita dan usia sekolah, agar-anak-anak tidak mengalami malnutrisi.

Berbagai strategi di jalankan baik melalui program langsung ke anak, melalui keluarga, melalui sekolah, melalui lingkungan, dan wilayah atau region, seperti yang di sampaikan oleh bapak dr. Rahmat Santika Sp.A MARS anggota satgas perlindungan anak Ikatan Dokter Anak Indonesia, kekurangan gizi dan rendahnya tingkat kesehatan anak menyebabkan berbagai persoalan baru, mengatasinya di perlukan kerjasama dari semua pihak untuk sama-sama bergerak.

Indonesia termasuk dalam daftar atas, sebagai negara dengan permasalahan kesehatan anak tertinggi, ada tiga permasalahan kesehatan anak di dunia, dan semua terjadi sebagai dampak dari malnutrisi, ketiga masalah itu adalah Stunting atau terlalu pendek, terlalu kurus, dan Obesitas. 

Kurang lebih 29% anak Indonesia terlahir stunting, yaitu anak-anak dengan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.

Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun, selain berbadan kurus anak-anak stunting tumbuh menjadi anak yang kuntet dan pendek.

Malnutrisi juga bisa menyebabkan anak-anak menjadi kurus dengan tinggi yang tidak sesuai usia, badan tinggal tulang dan rahang, dan satu lagi, anak-anak obesitas, masalah yang mengkhawatirkan dari waktu ke waktu karena kurang lebih 15% anak-anak Indonesia mengalami obesitas atau kegemukkan, kondisi yang terjadi akibat tidak seimbangnya asupan gizi dan berlebihnya konsumsi gula.




Untuk memutus mata rantai masalah gizi seyogyanya perhatian keamanan pangan yang di konsumsi anak di tingkatkan, karena masalah malnutrisi anak, berdampak panjang dan menjadi sumber masalah lainnya, mempengaruhi daya tangkap, tingkat kecerdasan dan perilaku anak-anak.

Malnutrisi tidak di sebabkan oleh faktor ekononomi semata, karena pemberian makan dengan gizi seimbang tidak harus mahal, seperti yang di katakan oleh dr Rahmat, Ibu-ibu harus memberi perhatian lebih pada makanan anak-anak nya, baik itu di rumah, atau ketika membawa bekal makanan untuk anak kesekolah.

Ibu juga juga harus memperhatikan makanan yang beredar di pasaran atau di sekitar sekolah, jika di rasa tidak aman, hindari atau laporkan ke pihak terkait, ibu harus proaktif mencari informasi yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak.

Upaya mengedukasi masyarakat agar memahami bahaya malnutrisi pada anak, juga di gaungkan kepada para produsen makanan, agar bertanggung jawab pada makanan yang mereka produksi, tidak menggunakan bahan pengawet yang di larang, zat-zat tambahan yang berbahaya, pewarna makanan yang sesuai untuk makanan, ini harus di lakukan, sangsi yang tegas harus di tegakkan karena mereka turut andil memberi dampak kesehatan pada masyarakat.

Wujudkan Indonesia Emas Tahun 2045 Dengan Membentuk Anak Sehat Dari Sekarang

Wujudkan Indonesia Emas Tahun 2045 Dengan Membentuk Anak Sehat Dari Sekarang


Selain itu, persoalan terkait lainnya yang perlu di waspadai saat ini adalah iklan atau promosi makanan yang tidak tepat, menurut pemerhati iklan dr Winny GW, kreatif iklan di desain lebih berpihak kepada produk, iklan tidak memaparkan komposisi yang terkandung dalam produknya dan tidak menyelipkan nilai edukasi.

Ketua yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) ini mengingatkan masyarakat harus cermat kritis dan selektif terhadap tayangan iklan produk yang tidak bermanfaat bagi anak, karena itu melalui kementerian kesehatan, kementerian pemberdayaan perempuan dan anak serta komisi peyiaran, terus mendorong seleksi tayangan iklan produk makanan.

Banyak ibu-ibu cenderung tertarik melakukan pembelian sebuah produk, karena promosi iklan, sebagai ibu harus selektif, jangan mudah tergiur iklan tanpa memperhatikan benar komposisi produk yang di beli, salah satu contoh susu kental manis atau susu cair ber-perasa yang di klaim sebagai susu murni, atau produk olahan pangan, yang di klaim berbahan daging asli, padahal ternyata belum tentu sepenuhnya daging, nah ini harus di pahami, supaya ibu-ibu cerdas membeli.

Wujudkan Indonesia Emas Tahun 2045 Dengan Membentuk Anak Sehat Dari Sekarang

Didalam diskusi ini hadir juga para relawan tenaga kesehatan yang curhat mengenai permasalahan yang mereka hadapi, hambatan, tantangan dan harapan mereka pada pemerintah, program-program pemerintah yang bagus beberapa ternyata tidak efektif pelaksanaanya di lapangan, seperti penolakkan imunisasi, atau masalah transportasi yang sulit di akses. Tentu hal ini menjadi sebuah catatan tersendiri, oleh karena itu para pihak yang bertanggung jawab akan terus berusaha dan mengevaluasi catatan ini.

Melalui diskusi ini saya saya jadi meyadari keinginan mewujudkan generasi emas Indonesia ternyata tidak mudah, pemerintah berusaha sangat keras, mempunyai target dan ekspektasi yang tinggi sekali dalam mewujudkan generasi emas, namun tentu saja segala upaya pemerintah akan sia-sia jika kita sebagai masyarakat saat ini tidak turut aktif bergerak, memenuhi hak anak-anak kita untuk mendapatkan kesehatan.

Karena itulah sebagai ibu yang menjadi penyumbang generasi emas, saya wajib berkontribusi untuk bangsa dan negara, berkomitmen memberikan apa yang menjadi hak anak-anak saya, yaitu mendapat kesehatan, dengan memberinya makanan sehat bergizi seimbang, dan tentunya memberikan imunisasi kepada mereka, salah satunya imunisasi MR yang sedang giat di lakukan saat ini.

Wujudkan Indonesia Emas Tahun 2045 Dengan Membentuk Anak Sehat Dari Sekarang







Komentar

(20)
  1. Info yang sangat menarik dan inspiratif. Bener bgtt anak2 perlu mendapat gizi baik demi tumbuh kembang nya

    BalasHapus
  2. Menyiapkan generasi emas di masa mendatang ternyata tidak mudah. Masalah mal nutrisi yang masih ada hingga saat ini bisa berpengaruh pada generasi calon pemimpin nantinya. Info bermanfaat, mbak Nunu.

    BalasHapus
  3. Saya juga lagi berjuang nih untuk anak-anak agar menjadi bagian generasi emas.

    BalasHapus
  4. Wah 28 tahun dari sekarang nih, harus dipersiapkan baik-baik sejak hari ini agar bonus demografi benar-benar kontributif. Salam mba Nunu @puspa

    BalasHapus
  5. Anonim8/22/2017

    pembahasannya seru mba, thanks udah sharing :)

    BalasHapus
  6. Pembahasan penting bagi orang tua, tapi penting juga bagi yang akan berkeluarga macam saya, hehehe

    BalasHapus
  7. Utk wujudkan indonesia dgn generasi emas itu gampang2 susah. Semoga ya anak2 Indonesia jadi generasi yang bener2 emas

    BalasHapus
  8. masalah gizi emang penting banget.. 2045 ya... moga nggak ada lagi anak anak kurang gizi di tahun segitu

    BalasHapus
  9. akoooh anak generasi mas juga loh ... udah mas-mas maksutnye :)

    BalasHapus
  10. Ulasannya lengkap mba, ini penting banget buat para orangtua neh. Untuk menyiapkan yang semakin sehat, sebagai investasi di masa depan.

    BalasHapus
  11. Wah.. bener2 skrg peduli pemerintah akan nutrisi anak tuh tinggi banget ya. Tapi semua kembali ke kontrol orangtua masing2 ya, Mba

    BalasHapus
  12. Iklan membawa bnyk dampak krg baik untuk tumbuh kembang anak termasuk pemahaman org tuanya. Apalagi mengenai makanan. Bnyk org tua yg berpikir SKM itu susu padahal bkn dan cukup bahaya jika diberikan pd anak2 scr terus menerus. Blm lagi iklan mknan lainnya yg bnyk membodohi kaum ibu. Edukasi ttg gizi sgt diperlukan spy tdk terjadi lg pembodohan krn iklan.

    BalasHapus
  13. Walaupun belum punya anak, seru banget nambah wawasan soal ini. Thanks for sharing ya :)

    BalasHapus
  14. usia emas anak sangat tergantung ya dengan asupan nutrisi, mudah2an anak2 kita termasuk anak emas dimasa nya aamiin

    BalasHapus
  15. 2045? wow semoga anakku bisa menjadi bagian generasi emas. Perhatikan segala sesuatunya demi masa depan yang emas

    BalasHapus
  16. Sedih rasanya di jaman skrg ini masih ada aja kasus mal nutrisi. Sementara banyak banget orang yang hidup bermewah-mewah. Ngejomplang banget..

    BalasHapus
  17. Waduh, anak2ku lbh tinggi ketimbang menyamping. Padahal makannya lumayan. Harus cek2 lagi nih menunya TFS mbk Nunu :D

    BalasHapus
  18. Aku pernah curiga apa aku stunting ya, eh tapi emang dasar gennya pendek mba.. Mau makan kayak apa tinggi susah nambah.. :) Tapi memang sedih kalo liat masih banyak anak yg malnutrisi. Ini jd semacam pengingat buat aku juga saat nyiapin makanan buat anak.. Cerita drama Bu bidannya juga bikin terharuuu, semoga masyarakat kita jadi lebih cerdas lagi dan bisa nerima hal-hal yang baik..

    BalasHapus
  19. Aku obesitas walaupun kata dokter semuanya normal, but i dont want to judge. Semua anak memang harus terpenuhi gizi ataupun kebutuhannya, tapi kalau ternyata nanti perkembangannya jadi obes, stunting atau too thin, jangan dibully yaaa :))))

    BalasHapus
  20. PR orangtua millenials adalah menyiapkan generasi emas yang sehat, semangaaat yeay

    BalasHapus

Posting Komentar