Bersama Aidijuma Scarf Kita Saling Menguatkan Muslimah Terdiskriminasi Di Seluruh Dunia: World Hijab Day X Aidijuma

Bersama Aidijuma Scarf Kita Saling Menguatkan Muslimah Terdiskriminasi Di Seluruh Dunia: World Hijab Day X Aidijuma


Akhir tahun 2008, saat mengikuti sebuah pelatihan kepemimpinan di sebuah gedung perkantoran, saya pernah mengalami kejadian yang sangat berkesan dalam memori saya, di sesi akhir kelas hari itu, sesaat sebelum pulang saya menyempatkan diri ke toilet. Tak dinyana sejurus saja berada di toilet pandangan mata saya tertuju kepada seorang perempuan, yang menunduk di depan kaca wastafel, terlihat tidak dapat menutupi kesedihannya, tampak sesenggukkan dan sesekali menarik hingus dan menghapus air mata. Suasana toiet memang sepi (hanya ada kami berdua) dia tidak menyadari keberadaan saya. 

Merasa terbawa suasana, saya beranikan untuk bertanya, meski saya tak berharap banyak ia akan merespon, malah saya sedikit khawatir jangan-jangan dia malah menghardik saya, yang bisa saja kan di pikirnya "...apa sih! Pingin tahu aja!.."

" Mba, maaf, kenapa..?! Ada yang sakit..? Tanya saya..

Seketika wajahnya terlihat kaget, berpaling ke arah saya, mungkin karena keberadaan saya yang baru di sadarinya. Namun nggak tahu kenapa saya bisa merasakan ia seperti menerima saya, dan dengan suara lirih ia menjawab pertanyaan saya "...ini, mba saya baru dapat teguran, dari personalia di sini, katanya saya tidak boleh menggunakan hijab saat bekerja...mulai besok saya harus seperti biasa lagi, pergi dari rumah menggunakan hijab, sementara pas kerja saya harus copot jilbab saya, saya sudah nggak tahan mba begini terus, pagi tadi saya nekad terus memakai jilbab saya, saya bingung dari dulu saya sudah pingin resign, tapi gimana mba, umur saya sudah mentok, nggak bisa melamar kerja di mana-mana lagi, mana ada perusahaan yang mau terima saya mba... Saya nggak punya pilihan lain, saya harus bekerja, membantu suami, anak-anak saya masih butuh banyak biaya.."

Huppftthhh..! Seketika dada saya berdesir... 

Karena pada suatu masa saya pernah berada di posisi mba ini, duh, nggak mau ingat lagi deh rasanya, seketika saya bisa merasakan pergolakan batinnya, hati saya ikut teraduk-aduk. Iya, beberapa tahun sebelumnya saya pernah mengambil keputusan yang saya sesali seumur hidup saya, ketika iman dan keyakinan saya di uji saat menghadapi realita hidup yang sangat sulit, dan saya kalah, iya, i'm a looser. 

Setali tiga uang dengan mba itu, saya memang punya pekerjaan, yang saya pikir nggak masalah lah toh tempat saya bekerja saat itu 90% adalah perempuan. Tetapi kenyataan hati kecil saya tidak tenang, dan menjadi tidak nyaman dengan diri sendiri. Dan hanya sebulan saya bertahan di tempat itu, puncaknya terjadi ketika saya tertampar dengan kalimat kurang nyaman keluar dari mulut seorang laki-laki di sana saat hendak pulang kerja "...rambut bagus-bagus koq di umpetin..!" dengan nada melecehkan, mendengar kata-katanya saya tak bisa berbuat apa-apa. Malam hari nya saya gelar sajadah shalat, airmata tak terbendung memohon ampun, menyadari kesalahan saya, saya sadari betapa berdosanya saya, padahal sesungguhnya tak perlu ada keraguan sedikitpun akan janji Allah tentang rizki, selama kita berusaha, betapa maha pemurahnya dan maha luas bumi Allah, lalu mengapa saya takut tidak makan? 

Hidup adalah pilihan, tetapi nyatanya hijab bukan pilihan, mengenakannya adalah kewajiban, suka tidak suka mau tidak mau. Jadi sesungguhnya tak ada alasan bagi perempuan muslimah untuk berkelit dari kewajiban itu. Namun bagaimana jadinya jika kondisi ini terjadi di situasi yang tidak bisa kita kendalikan, berada di ruang lingkup kuasa kita untuk mengatasinya, maka kembalikan lah semua urusan kepadaNya.

Saya  berhijab sejak mulai masuk SMK, di tahun 1995, berkat dorongan seorang sahabat yang rajin mengajak saya untuk ikut pengajian, tahun sembilan puluhan pengguna jilbab atau hijab tidak seperti hari ini, sekolah-sekolah umum belum mempunyai aturan khusus tentang siswi yang berjilbab, bahkan seragam batik dan olahraga yang di siapkan sekolah hanya tersedia lengan pendek. Kami juga pada akhirnya pasrah menjelang hari ujian akhir harus melakukan foto tanpa hijab, atau paling tidak terlihat kuping. Ya memang meski hidup di negara mayoritas islam, bukan berarti perjalanan muslimah Indonesia untuk bebas berhijab seperti saat ini berjalan mulus dan lancar, coba saja bertanya pada mereka yang mengenakan hijab sejak tahun 60, 70 atau 80an.

 Bersama Aidijuma Scarf Kita Saling Menguatkan Muslimah Terdiskriminasi Di Seluruh Dunia: World Hijab Day X Aidijuma
Arsip foto masa SMK 👀

Persoalan utama adalah terbentur masalah birokrasi. Alhamdulillah kondisi ini sudah mulai banyak berubah, meski harus di akui masih ada saja cerita tentang diskriminasi untuk perempuan berhijab di negeri ini, tetapi secara umum sudah lebih baik. Banyak pelajar berhijab mudah kita temui, pegawai negeri, pegawai kantoran, polisi, security, pejabat, bahkan artis banyak kita saksikan tampil cantik dengan hijab. 

Namun di beberapa belahan dunia lain, kondisi diskriminasi masih banyak terjadi dan terang-terangan, beberapa negara bahkan mempunyai aturan ketat untuk perempuan berhijab, belum lagi perlakuan diskrimininatif yang di terima para pemakai hijab di tempat-tempat publik, larangan memakai burkini atau baju renang muslimah di pantai, serta larangan menggunakan hijab saat bekerja dan lain-lain. Masih ingat cerita viral tentang perlakuan seorang penumpang kereta api di Australia yang memaksa perempuan berhijab untuk melepas hijabnya?

Tidak bisa di pungkiri sejak kejadian 11 sepetember, stereotype sebagai teroris melekat di mindset beberapa orang tentang islam, terlebih di negara-negara seperti Amerika yang saat ini pemerintah barunya sangat ketat membatasi keberadaan umat islam, yang sudah pasti juga berimbas kepada muslimah berhijab, karena hijab adalah simbol dan identitas bagi muslimah. Ini hanya satu contoh tentunya masih ada kisah sedih lain dari mereka yang mendapatkan diskriminasi.


Orang mukmin dengan mukmin yang lain seperti sebuah bangunan, sebagian menguatkan yang lainnya (Shahih Muslim No 4684)
Tapi yakinkah kita sudah mengimplementasikan hadits ini? Nyatanya kita masih bisa santai saja mendengar berita diskriminasi yang di alami oleh kaum muslimah, meski sebenarnya bukan semata santai sih, tapi lebih karena nggak tahu harus berbuat apa. Ini juga yang sering menjadi kegelisahan saya apakah yang sudah saya lakukan untuk menguatkan muslimah para saudara seiman dan seislam ini? Terutama ketika mendengar cerita diskriminasi yang mereka terima.

Nah, makanya saya senang sekali ketika tanggal 19 februari lalu mendapat kesempatan untuk hadir di acara bersama Blogger Crony community, untuk memperingati World Hijab Day.

Apa itu World hijab Day?

World Hijab Day adalah peringatan tahunan yang di gagas oleh Nazma Khan seorang muslimah Amerika, yang berhasil menggerakkan perempuan muslimah di kurang lebih 140 negara, untuk mempunyai hari istimewa dengan melakukan kegiatan yang unik dan spesial dalam memberikan pemahaman yang baik dan benar tentang islam kepada dunia, salah satu cara yang paling menarik perhatian adalah dengan mengajak perempuan non muslim untuk berhijab satu hari saja, Wear Hijab For A Day.

Bersama Aidijuma Scarf Kita Saling Menguatkan Muslimah Terdiskriminasi Di Seluruh Dunia: World Hijab Day X Aidijuma
Banner dengan latar foto Datin Nurjuma 

Dengan mengenakan hijab di harapkan para perempuan non muslim bisa mengubah mindsetnya, karena hijab seringkali di artikan sebagai simbol penindasan dan pemisahan untuk perempuan, padahal justru sebaliknya hijab adalah bentuk penghormatan dan penghargaan serta pemuliaan islam kepada kaum perempuan. World Hiijab Day di selenggarakan pertama kali tanggal 1 Februari di tahun 2013 

Acara peringatan World Hijab DayXAidijuma di Indonesia, bertempat di Bebop Food Studio Tebet, terselenggara berkat kerjasama Aidijuma dan Thinkfashion Istanbul Turki sebagai organizernya. Aidijuma adalah sebuah brand scarf hijab dari Malaysia yang eksis sejak tahun 2012, sebuah perusahaan produsen hijab terbesar dan teratas di Malaysia, Aidijuma tidak semata mengedepankan fashion, lebih dari itu tetapi juga punya misi sosial yang sangat mulia dalam menjalankan bisnisnya, salah satunya dengan mendesain scarf istimewa yang di produksi 10000 buah sebagai bagian dari charity atau amal.

Founder Aidijuma adalah seorang perempuan cantik bernama Datin Nurjuma Habib Muhammad, bercita-cita menjadikan Aidijuma perusahaan scarf nomor satu di dunia, ini sudah di buktikannya dengan memberikan dukungan dan mengajak serta semua muslimah untuk saling mendukung gerakan I Stand For Hijab, sebuah kampanye untuk memberi support semangat dan inspirasi yang menguatkan sesama muslimah, terutama kepada  kepada mereka yang terdiskriminasi karena memakai hijab.

Kerudung atau scarf istimewa Aidijuma di jual dan sebagian di bagikan kepada muslimah yang menghadiri world Hijab Day X Aidijuma di lima negara, dan saya dapat juga nih scarf ekslusif ini. Acara World Hijab Day X Aidijuma di selenggarakan di lima negara yaitu Inggris, Turki, Brunei Darussalam, Malaysia dan Indonesia. Kerudung atau scarf istimewa dengan motif cantik Bawal voille yang hasil penjualannya sumbangkan untuk para muslimah yang tinggal di daerah konflik seperti di Suriah, Irak dan negara lainnya, juga di gunakan untuk terus mengadakan kampanye dalam bentuk dukungan dan aksi memberdayakan dan muslimah yang terdiskriminasi. 

Aidijuma adalah sebuah brand yang sudah sangat terkenal di Malaysia, produk andalannya adalah Bawal Voille, scarf atau kerudungan berbahan Voille, di Indonesia biasa kita kenal dengan katun paris premium, ini adalah salah satu bahan yang paling ideal untuk di jadikan hijab atau scarf, jatuh dan nempel nya pas di wajah dan gampang sekali di bentuk, produk Aidijuma di desain dengan motif yang unik, cantik desainnya juga inovatif karena bisa di aplikasikan dengan berbagai macam dan aneka gaya atau multi twist (bisa di bolak-balik)

Acara yang di hadiri nara sumber selebgram hijabers yang hits di kalangan remaja, ini membuat anak-anak saya iri saat saya mau berangkat. Mereka gregetan mengetahui Shirin Al Athrus, Safinah Darrin Alathrus dan Nesa Aqila putri muslimah Indonesia 2015 adalah pembicaranya, mulai deh sedikit rusuh minta ikut, ya namun dengan jurus andalan akhirnya mereka luluh juga sih.

Awalnya saya penasaran koq anak-anak saya suka ya sama mereka, dan ternyata memang wajar sih jika anak-anak saya suka kepada tiga anak-anak muda ini, mereka memang figur yang cocok sekali untuk menyuarakan tentang hijab kepada masyarakat dunia, remaja cerdas dan teguh memegang prinsip keislamannya, anak-anak muda dengan dengan ratusan ribu follower ini, memang punya potensi dan berpengaruh besar menyuarakan dukungan untuk pemakai hijab, apalagi di kalangan remaja, umumnya memakai hijab lebih karena ikut-ikutan, paksaan pihak sekolah atau orangtua.


 Bersama Aidijuma Scarf Kita Saling Menguatkan Muslimah Terdiskriminasi Di Seluruh Dunia: World Hijab Day X Aidijuma

Darrin dan Shirin yang adalah kakak beradik keturunan Arab, mereka menceritakan beberapa pengalaman dengan hijabnya seperti saat berjalan-jalan di luar negeri, yang alhamdulillah, katanya tidak menemui kendala berarti di negara yang di kunjungi, meski beberapa kali pernah mendapatkan pandangan dan tatapan aneh beberapa orang yang mereka di jumpai di sana. 

Mereka juga memberikan tips untuk berhijab yang praktis dan simpel, berasal dari keluarga religius, kedua anak muda ini menuturkan awal mula berhijab,  yang bermula dari dorongan keluarga namun tanpa paksaan.

Berbeda dengan Nesa Aqila yang mengisahkan perjalanan hijabnya yang sama sekali tidak menyangka akan berhijab, dulu dia malah sering risih dan nyinyir melihat teman-temannya yang berhijab, Nesa juga berkisah pengalamannya berkali-kali mendapat tawaran dan iming-iming besar untuk sebuah pekerjaan asal mau melepas hijab, dan semua selalu di tolak nya, ini keren sekali yaa... salut banget deh!

Acara World Hijab Day X Aidijuma ini juga di selingi dengan sesi tanya jawab santai dan riang, dengan games menarik yaitu memakai hijab tanpa kaca, serta tutorial hijab dari Nesa Aqila yang hasilnya cantik sekali.
 Bersama Aidijuma Scarf Kita Saling Menguatkan Muslimah Terdiskriminasi Di Seluruh Dunia: World Hijab Day X Aidijuma
Darrin, Shirin, dan Nesa Aqila

 Bersama Aidijuma Scarf Kita Saling Menguatkan Muslimah Terdiskriminasi Di Seluruh Dunia: World Hijab Day X Aidijuma
Bincang Santai dan seru 

 Bersama Aidijuma Scarf Kita Saling Menguatkan Muslimah Terdiskriminasi Di Seluruh Dunia: World Hijab Day X Aidijuma
Belajar tutorial hijab

Gaya sikit boleh tak?! Bagus kan Bawal Voille ekslusif Aidijuma

Sebagai sesama muslimah kita wajib selalu dan saling menguatkan menguatkan satu sama lain agar bangunan islam semakin kokoh dan kuat, menyedihkan memang mendengar cerita-cerita diskriminasi yang di terima muslimah di berbagai negara, selain dengan do'a salah satunya, kita juga bisa berbuat sesuatu, dengan mengikuti berbagai kegiatan yang ada di World Hijab Day, kalau mau tahu info jelasnya bisa di lihat di worldhijabday.com atau lihat koleksi aidijuma.com  karena kita bisa berdonasi sekaligus punya hijab yang cantik-cantik. Di akun Instagramnya, kita juga bisa lihat seru dan khidmatnya acara World Hijab Day X Aidijuma di beberapa negara, termasuk di Malaysia, yang baru di gelar hari minggu lalu.

Dan hanya dengan bersama-sama, kita bisa saling menguatkan satu sama lain, khususnya muslimah terdiskriminasi di seluruh dunia, dengan memberikan hastag #Istand4Hijab atau #IloveHijab di semua akun media sosial untuk terus mendukung dan menggaungkan spirit dan semangat kebersamaan kepada sesama muslimah.

Bersama Aidijuma Scarf Kita Saling Menguatkan Muslimah Terdiskriminasi Di Seluruh Dunia: World Hijab Day X Aidijuma
Foto salah satu suasana World Hijab Day X Aidijuma di Malaysia (sumber: IG Aidijuma)

Oiya, beberapa hari lalu saat hendak menghadiri sebuah event blogger, saya melewati gedung tempat saya bertemu dengan si mba yang saya jumpai di di toilet tahun 2008, seiring kokohnya gedung berlari dari pandangan, saya mendo'akan semoga saat ini mbak tersebut dalam keadaan berkelimpahan dan tetap istiqomah dengan hijabnya.

Komentar

(8)
  1. Ngeness ya, alhamdullilah tahun 2000an krj di perusahaan yang mayoritas china,slain ada tempat sholat.asistenmu berhijab ga masalah,biasa aja semuanya

    BalasHapus
  2. mamahku waktu dateng ke jakarta taun 86 pake kerudung panjang ala umi umi gitu, masih sangat aneh pada waktu itu... alhamdulillah berhijab gak kayak jaman itu, semoga event world hijab day itu rutin diadain di Indonesia untuk mensupport muslimah2 yg masih mengalami diskriminasi

    BalasHapus
  3. Semoga gak ada lagi muslimah yang terdiskriminasi di negara ini dan di negara mana pun juga ya.

    BalasHapus
  4. Suka sekali scraftnya. Aku dukung nih kegiataan ini agar tak ada lagi yang terancam kalau pakai jilbab. Tak ada lagi diskriminasi :). Tq mba

    BalasHapus
  5. Bagus betul itu scarfnyeee. Hihihi. Acaranya santai seru makanannya enak pula ya mbaaak. Plus banyak blogger-blogger kece yang hadir disiniii.Alhamdulillah disini aku jg jadi bisa ketemu sama satu lagi personel emak blogger depok, Hihii. Semoga kita bisa ketemuan lagi di event selanjutnya ya maaak :D

    BalasHapus
  6. Bahagia sekaligus bangga ya mak bisa ikut menjadi bagian dari world hijab day, scraftnya unik ya :)
    Smoga kita semua selalu istiqomah ya dalam berhijab, Aamiin...Salam Spread Love with Hijab hehe

    BalasHapus
  7. Wah, bolehlah cuba scarf macam ni. Pasti elok kan?
    Aidijumma memang keren kalau di Malaysia. Bagus2 juga produknya. Saya suka saya suka.
    Sayangnya saya terlewatkan event ini. Hiks :(

    BalasHapus
  8. Baca cerita perempuan yang berjuang pakai jilbab saat kerja memang luar biasa.
    Alhamdulillah, sekarang banyak instansi yang memperbolehkan karyawannya berjilbab.

    BalasHapus

Posting Komentar