Penuhi Hak Hidup Sehat Anak Dengan Imunisasi, Agar Masa Depan Kesehatannya Lebih Terjamin

Dengan memberikan vaksin atau imunisasi anak-anak dan balita di berikan perlindungan dan kekebalan agar terhindar dari penyakit yang sesungguhnya dapat di cegah, menurut DR. Dr Soedjatmiko, slogan mencegah lebih baik dari pada mengobati akan selalu relevan di manapun dan kapanpun, dan tindakkan pencegahan yang terlambat akan menyebabkan persoalan baru, Imunisasi bertujuan untuk menurunkan kesakitan, kecacatan dan kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan imunisasi (PD3I) seperti polio, campak, hepatitis B, Tetanus, Psitusis (batuk rejan) Difteri, rubella, pnemonia dan lain-lain.

🎝🎜♬ Aku anak sehat tubuh ku kuat
              Karena ibuku rajin dan cermat
              Sewaktu aku bayi selalu di beri ASI, makanan bergizi dan imunisasi ♬🎜♫🎝

Familiar dengan syair lagu di atas, kalau iya mungkin kita masuk generasi yang sama. Ya, inilah salah satu lagu populer, lebih tepatnya jingle iklan televisi yang masih melekat dalam ingatan saya hingga hari ini, sekitar tahun 80' dan 90'an sebuah iklan layanan masyarakat pemerintah, yang di tujukan kepada ibu-ibu agar membawa bayinya ke Posyandu untuk melakukan imunisasi Masa itu televisi menjadi salah satu media pesan yang paling ampuh untuk mengajak ibu-ibu ke Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)

Sampai hari ini kegiatan ke Posyandu, masih terus di galakkan oleh pemerintah lewat berbagai cara, tetapi ternyata di lapangan masih banyak orangtua, ibu, bapak dan sebagian keluarga yang menolak mengimunisasi anaknya dengan berbagai alasan. 

Inilah salah satu alasan kami para blogger akhir April lalu di undang oleh kementerian kesehatan untuk menghadiri dan melakukan bincang-bincang tentang imunisasi, yang di langsungkan di Parklane Hotel, Jakarta, di hadiri oleh para pakar di antaranya Dr Prima Yosephine, Kasubdit Imunisasi, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dr. dr. Soedjatmiko SpA (K) Msi dan Bapak KH Arwani Faishol perwakilan dari komisi fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia). Acara ini juga di adakan untuk memperingati pekan imunisasi dunia tanggal 24-30 April.

Program imunisasi pemerintah, menurut Dr. Prima, berdasar laporan dan data di Departemen Kesehatan secara umum bisa di katakan berhasil, meski memang di sebagian kalangan masyarakat masih ada yang menolak imunisasi, karena target pemerintah adalah agar semua anak di Indonesia bisa di imunisasi, maka pemerintah berusaha sekuat tenaga agar harapan ini tercapai, oleh karena itu pemerintah melalui departemen kesehatan intens mengedukasi masyarakat agar tidak ragu dan mau mengimunisasi anak-anaknya.

Penuhi Hak Hidup Sehat Anak Dengan Imunisasi, Agar Masa Depan Kesehatannya Lebih Terjamin

Imunisasi pada dasarnya adalah hak setiap anak, titik tolak pemberian imunisasi telah di atur undang-undang, di antaranya adalah UUD 1945, UU Perlindungan anak Nomor: 35 tahun 2004, UU kesehatan Nomor: 36 tahun 2005, salah satunya tercantum dalam pasal 131, ayat 3 UU Kesehatan

Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak adalah tanggung jawab dan kewajiban bersama orangtua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan pemerintah daerah"
Imunisasi bertujuan untuk menurunkan kesakitan, kecacatan dan kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan imunisasi (PD3I) seperti polio, campak, hepatitis B, Tetanus, Psitusis (batuk rejan) Difteri, rubella, pnemonia dan lain-lain.

Penuhi Hak Hidup Sehat Anak Dengan Imunisasi, Agar Masa Depan Kesehatannya Lebih Terjamin

Dengan memberikan vaksin atau imunisasi anak-anak dan balita di berikan perlindungan dan kekebalan agar terhindar dari penyakit yang sesungguhnya dapat di cegah, menurut DR. Dr Soedjatmiko, slogan mencegah lebih baik dari pada mengobati akan selalu relevan di manapun dan kapanpun, dan tindakkan pencegahan yang terlambat akan menyebabkan persoalan baru, seperti contoh beberapa kasus besar yang pernah mewabah di daerah Sukabumi di mana anak-anak mengalami kecacatan akibat polio, atau di daerah Padang Sumatera barat yang pernah di landa wabah difteri, bahkan berstatus KLB (Kasus Luar Biasa) di tahun 2005.

Meski secara umum berhasil, ternyata Indonesia masih menduduki peringkat ke empat dunia dengan jumlah anak terbanyak yang belum di imunisasi, kurang lebih tiga juta anak Indonesia belum di imunisasi, banyak faktor sehingga hal ini bisa terjadi, menurut dokter Soedjatmiko, masih ada miskonsepsi di beberapa kalangan masyarakat tentang Imunisasi, penyebabnya adalah:

Kurang mendapat informasi yang benar, terlebih jika ada kasus KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) sehingga berita yang beredar menjadi simpang siur, dan cenderung berlebihan, menyebabkan orangtua menjadi paranoid, takut anak-anaknya menjadi autis, atau merasa anaknya baik-baik saja jadi untuk apa di imunisasi, belum lagi di tambahkan lagi berita yang di sebarkan oleh sekelompok orang yang anti vaksin dan imunisasi.

Selain itu masalah geografis juga menjadi salah satu penyebab anak tidak di imunisasi, terutama di daerah terpencil, pedalaman yang sulit di jangkau dan di akses petugas kesehatan, dalam hal ini pemerintah terus mengupayakan agar perluasan jangkauan petugas kesehatan semakin luas.

Imunisasi sudah terbukti keberhasilannya, beberapa penyakit mematikan terbukti bisa di cegah dengan imunisasi, Beberapa penyakit juga sudah di nyatakan punah berkat imunisasi, salah satunya cacar api. Imunisasi memiliki dampak kognitif pada tumbuh kembang anak.

Tapi memang pada akhirnya imunisasi adalah pilihan, karena pemerintah tidak punya kuasa untuk memaksa masyarakat agar anaknya di imunisasi, dan mereka yang seperti ini umumnya sulit sekali di berikan pemahaman tentang imunisasi, karena keyakinannya sudah terbentuk.

Dalam kaitan inilah pada acara ini hadir juga bapak KH Arwani Faishol perwakilan dari MUI, yang memberikan pemahaman baru tentang apa itu imunisasi dalam syariat islam, apa yang di utarakan pak KH Arwani sudah tercantum disini FATWA MUI tentang imunisasi, persoalan halal dan haram vaksin sudah terjawab dengan adanya fatwa MUI ini, jadi sesungguhnya tidak perlu ragu lagi untuk melakukan imunisasi.

Apalagi vaksin yang di gunakan untuk imunisasi adalah produk dalam negeri, yang di buat oleh anak negeri di perusahaan Biofarma, sebuah perusahaan farmasi tertua di Indonesia, yang hasil produksi vaksinnya di ekspor dan di gunakan di hampir 142 negara, termasuk ke negara yang mayoritas penduduknya muslim.

Yang punya anak dan belum imunisasi, segeralah lakukan imunisasi, tidak ada kata terlambat, beberapa vaksin yang sudah di siapkan pemerintah bisa di dapatkan di posyandu secara gratis, semua jenis imunisasi adalah penting, hanya saja pemerintah hingga saat ini baru bisa menyediakan beberapa vaksin, sepeti BCG, DPT, Polio, Campak dan hepatitis.

Untuk vaksin lain seperti vaksin influenza, tifoid, HPV, harganya masih lumayan mahal, dan pemerintah juga mengakui memang belum siap untuk meyediakan vaksin tersebut secara gratis kepada masyarakat, inilah yang kemudian menjadi celah masuknya para oknum nakal yang memalsukan vaksin, namun tidak perlu khawatir, vaksin yang di siapkan pemerintah semua terjamin keasliannya dari PT Biofarma.

Kabar baiknya guna melengkapi imunisasi dasar lengkap dan menekan angka kesakitan dan kematian anak, maka mulai tahun 2017 Pemerintah akan menambahkan 3 vaksin baru yaitu Measles dan Rubela (MR), Japanese Encephalitis (JE) dan Pnemokukus

Memenuhi hak hidup sehat untuk anak dengan imunisasi adalah kewajiban orangtua, anak tidak cukup di beri makan saja untuk sehat dan tumbuh berkembang, jadi berikan imunisasi agar masa depan kesehatan anak lebih terjamin di masa depan.










Komentar

(2)
  1. simpan ah, nanti untuk istriku jika sudah punya anak . makasih infonya mbak nunu

    BalasHapus
  2. Imunisasi wajib, biasanya aku ambil mba :)
    Banyak manfaatnya ya. Mulai dari polio, hepatitis, bcg, dpt, campak. Hihi sedikit hafal..
    Tfs ya mbaaa.. udah lama nggak mampir ksini

    BalasHapus

Posting Komentar