Tetap Sehat Jiwa Menggunakan Media Sosial

Banyak hal positif menggunakan sosial media, namun negatifnya pun tak kalah banyak. Perlu ekstra kebijkasanaan saat menggunakannya. Berinteraksi dengan sosial media membutuhkan skill emosi tersendiri agar tidak mudah terjerumus kepada hal-hal yang tidak menyenangkan. Tetap Sehat Jiwa Saat Menggunakan Media Sosial

Tetap Sehat Pikiran Saat Menggunakan Media Sosial


"Relation are harder now, because conversation become texting, argument became phone calls and what you think and feeling became update status.."

Membangun relasi, saat ini lebih sulit, karena percakapan menjadi teks, berdebat lewat panggilan telepon dan apa yang pikirkan dan perasaan menjadi update status.

Hmm, bagaimana nih teman-teman? Sependapat nggak dengan ungkapan di atas.


Memang nggak bisa dipungkiri, zaman sekarang ini siapa orang yang tidak menggunakan sosial media, di mana-mana pasti sering kita temui pemandangan orang -orang asyik bernteraksi dengan gadgetnya, untuk terhubung dengan temna-teman, kerabat, keluarga, bahkan urusan pekerjaan dilakukan lewat sosial media.

Evolusi teknologi memang  telah menyebabkan perubahan besar dalam cara kita berkomunikasi dan hubungan dengan orang lian. Pertemuan tatap muka atau telepon secara teratur telah menjadi pertukaran email dan tweet. Facebook, Instagram, whatsapp, membuat jarak komunikasi bahkan menjadi lebih dari segalanya, hampir tak berbatas meskipun pada jarak yang sangat jauh.

Saya memiliki hubungan yang dekat dengan bebrapa orang, tetapi mereka hampir-hampir jarang saya temui secara langsung. Bahkan ada yang belum pernah bertemu sama sekali. Yah begitulah salah satu relasi yang terjalin lewat media sosial. Tanpa bertemu muka pun kita masih bisa menjalin komunikasi, pertemanan, hubungan, bahkan kerjasama bisnis.

Banyak hal positif menggunakan sosial media, namun negatifnya pun tak kalah banyak. Perlu ekstra kebijkasanaan saat menggunakannya. Berinteraksi dengan sosial media membutuhkan skill emosi tersendiri agar tidak mudah terjerumus kepada hal-hal yang tidak menyenangkan.

Berdasarkan riset para ahli, banyak aplikasi mesia sosial memberi pengaruh buruk apabila kita tidak mengendalikan penggunaan dan memahami dampaknya. Instagram, aplikasi untuk berbagi foto, video dan aneka kegiatan dianggap sebagai media sosial yang paling buruk bagi kesehatan mental dan jiwa, (kesimpulan survei terhadap 1.500 remaja dan orang dewasa muda di Inggris, sumber kompas.com) Media sosial ini banyak disukai karena lekat dengan tampilan image dan citra diri ini dapat memicu peningkatan gangguan.

Kecenderungan seperti ini saya yakin juga terjadi di Indonesia, banyak kasus, perselisihan, konflik, sengketa bukan hanya antar personal, antar masyarakat, keluarga bahkan suami isteri bermula dari media sosial. Twitter dan facebook juga memiliki dampak yang kurang lebih sama.

Duh, miris ya membayangkannya. Emang sih ya, kalau kita memantau status, feed, time line akun-akun di lingkaran sosial media itu sedikit banyak ada aja yang gengges. Kalau nggak kuat-kuat iman kita bisa banget terkena penyakit iri, dengki hasad dan teman-temannya.

Berkomunikasi di media sosial juga rentan bikin salah paham, karena faktor komunikasi aksara tentu beda jauh dengan saat kita berkomunikasi secara langsung. Meskipun memang sekarang ada fasilitas voice call atau video yaa tetap aja, pasti terasa. Feelnya beda.

Mudah baper, salah paham, miskomunikasi, salah persepsi itu "makanan" banget saat berkomunikasi di media sosial. Nah, ini lah yang bikin segala macam bentuk relasi sedikit tricky, apalagi di saat seperti sekarang nih, berita dan informasi hoax, serta disinformasi banyak bertebaran di sosial media.

Apapun impact, efek atau dampak yang terjadi akibat penggunaan media sosial menurut saya sama sekali bukan salah teknologinya, tetapi kita sebagai penggunanya yang harus lebih bijaksana, bijaksini, bijaksitu. Dibutuhkan kecerdasan emosi tingkat tinggi saat menggunakan dan berinteraksi di media sosial.

Terus bagaimana sih cara asyik menggunakan media sosial. Nah, ini mungkin akan berbeda-beda setiap orang yah. Namun sebagai pengguna hampir semua media sosial dan aktif pula, serta udah merasakan manfaat media sosial untuk kebaikan dan pemasukkan ecieeee. Saya punya tips simpel yang udah saya praktekkan agar bermedsos itu justru menambah kebahagiaan bukan meningkatkan kecemasan.
  1. Pahami penggunaan medsos adalah pilihan, setiap orang bebas menampilkan citra diri sesuai yang diinginkan.
  2. Pikirkan dengan seksama manfaat atau tidak setiap update yang hendak dibagikan ke media sosial
  3. Nothing to loose, santai, jangan terlalu serius, kebanyakan pakai "hati" saat menggunakan media sosial
  4. Meskipun jangan kebanyakan pakai hati, insting dan feeling tetap harus digunakan. Hati kecil kita biasanya akan memberi kesan dan impressi pada setiap relasi di media sosial. Mana yang baik, tulus, pamer, inspiratif pada akhirnya akan tersaring. 
  5. Nggak usah iri, dengki, sampai mikirin apa-apa yang diposting circle pertemanan kita di medsos. Foto-foto kece, baju-baju bagus, jalan-jalan keluar negeri, makan enak kembalikan ke nomor satu.
  6. Nggak usah baper kalau ada update status yang mirip-mirip kondisi kita, terus merasa tersindir itu ada hubungannya dengan kita. Survei ala-ala saya aja si, 95% pengguna medsos ya berbicara tentang diri mereka sendiri. Kalapun itu ternyata yang 5 % memang berhubungan dengan kita, yaa bebas kan, cueekin aja.
  7. Ikuti beberapa akun-akun humor, lucu (yang cerdas bukan yang konyol) untuk hiburan ketawa ketiwi
  8. Ambil baiknya, buang yang jelek atau yang nggak cocok. Macam-macam tutorial hijab, resep masakkan aja pasti nggak semua bisa kita praktekkan. Nah apalagi drama-drama di sosial media. Yaa, hempaskan saajahh.
  9. Lebih baik selesaikan masalah di sosial media dengan bertemu muka langsung. Capek berbalas komen nggak selesai-selesai. 
  10. Ingat ada konsekuensi hukum dari apa-apa yang tidak patut dikomen dan dibagikan ke sosial media
  11. Jangan terbebani jumlah teman atau follower di media sosial. Untuk blogger dan buzzer ini memang berpengaruh, tapi selama sudah berusaha tidak perlu khawatir, rezeki tidak akan tertukar.
  12. Lingkaran pertemanan di media sosial, hampir sama seperti pertemanan di dunia nyata. Ada yang akrab, intim, intens, dekat namun ada juga yang sekedar kerumunan orang-orang saja.
Ya itulah tips ala saya biar tetap sehat jiwa saat menggunakan media sosial. Bagaimana nih teman-teman pengguna media sosial juga? Coba dishare dong apa saja tips menggunakan media sosial biar tetap sehat pikiran.

Komentar

(1)
  1. Iya bener mba. Pernah kejadian, nggak nyinggung tapi ada yg tersinggung. Kan jadi gmn gtu. Smua di blockin ��sama org tsb.

    BalasHapus

Posting Komentar