5 Soft Skill yang Penting ditanamkan Pada Anak Sejak Dini

Soft Skill adalah kemampuan nonteknis, yang lebih bersifat subjektif. Dimiliki seseorang secara alami, namun tetap perlu ditanam dan harus diasah

Bagaimana kita membesarkan anak-anak agar berkembang menjadi individu yang bahagia dan bertanggung jawab? 

Bagaimana kita membuat mereka siap di masa depan, di dunia yang semakin penuh tantangan, di tengah kemajuan teknologi dan arus informasi yang kian tidak terbendung?

Pertanyaan seperti ini sebenarnya saya tujukan untuk diri sendiri. Terlebih di masa pandemi lalu. Saat anak-anak hampir tidak dapat pergi ke sekolah, selama dua tahun lebih tidak berinteraksi langsung, belajar dan sekolah di rumah secara online. 



Setiap orangtua memiliki harapan dan impian tentang akan menjadi apa anak-anak mereka di masa depan, meskipun pada akhirnya mereka adalah penentu hidup mereka sendiri.

Bekal apa yang harus dipersiapkan, keahlian apa yang harus dikuasai. Nah, tentang ini ada dua hal mendasar yang harus dimiliki seiring perkembangan anak, yaitu Hard Skill dan Soft Skill. 

Apa itu Hard skill? 

Hard Skill jika dipadankan dalam bahasa indonesia adalah keterampilan teknis, yang bermakna sebuah kemampuan atau keahlian yang didapat setiap orang melalui berlatih dan juga menempuh jenjang pendidikan, kursus dan lain-lain.

Ini adalah kemampuan yang dapat pelajari dengan menyesuaikan dengan minat serta bidang yang dipilih dalam program studi di sekolah atau kuliah.

Hard Skill biasanya menjelma menjadi profesi seperti dokter, koki, insinyur, petani, penjahit, ahli pertukangan, dan lain-lain.

Hard Skill juga keterampilan yang bisa diukur dan dikuantifikasi. Pengukurannya bisa melalui gelar kuliah, nilai, atau sertifikasi. 

Apa itu soft skill? 

Padanan dalam Bahasa Indonesia Soft Skill adalah kemampuan nonteknis, ini adalah keahlian yang lebih bersifat subjektif. Soft skill adalah kemampuan yang dimiliki seseorang secara alami yang mencakup kecerdasan, baik emosional maupun sosial, komunikasi, ini adalah kemampuan yang berhubungan dengan bagaimana seseorang bekerja dan berinteraksi dengan orang lain.

Soft skill mencakup kemampuan komunikasi, kecerdasan sosial yang melekat, karakteristik seseorang. Meskipun dimiliki secara alami, bukan berarti Soft Skill tidak perlu dilatih dan diasah, justru soft skill harus terus dilatih dan diasah seiring perkembangan anak, karena bersifat subjektif tidak ada parameter yang dapat mengukur kuantitas kemampuan soft skill seseorang. 

Apa saja Soft Skill yang harus dilatih dan diasah berikut ini lima diantaranya: 

 1. Komunikasi 

Sejak lahir, anak-anak sudah dapat berkomunikasi. Bayi baru lahir biasanya berkomunikasi dengan tangisan, kemudian semakin bertambah besar, cara berkomunikasinya meningkat, selain menangis juga bisa tertawa dan menggunakan ekspressi wajah. Seiring bertambahnya usia,  mereka belajar kata-kata, intonasi vokal, dan cara-cara nonverbal untuk mengekspresikan diri.

Mengajarkan anak bagaimana berkomunikasi dengan berbagai tipe orang adalah salah satu soft skill yang harus ditanamkan, baik di rumah, dalam kelas, di taman bermain. 

Anak-anak perlu tahu cara berbicara, dan berbicara dengan orang lain dari berbagai tingkat, posisi, dan tingkat pengalaman. Bagaimana berkomunikasi dengan orang yang lebih tua, guru, teman sebaya, harus mulai diajarkan sejak dini, latih kepercayaan diri dalam berkomunikasi, dan selalu gunakan kalimat yang jelas tidak berbelit-belit, menjadi pendengar yang baik adalah beberapa cara efektif berkomunikasi dengan anak-anak.

2. Berpikir kritis 

Anak-anak secara alami, selalu ingin tahu tentang dunia di sekitar mereka. Dalam beberapa hal mungkin bisa terasa menganggu, namun sifat kritis atau keingintahuan ini harus dipertahankan, karena merupakan bentuk soft skill yang penting dimiliki.

Cara mengasah kemampuan berpikir kritis anak yang paling sederhana adalah dengan mengembalikan pertanyaan kembali kepada mereka. Misalnya alih-alih menjawab balik ketika mereka bertanya dari mana asal sesuatu, tanyakan kepada mereka menurut pendapat mereka dari mana asalnya.

Ketika memberikan pertanyaan kembali kepada mereka, artinya kita mengizinkan mereka untuk berpikir dan menemukan jawaban yang potensial. Ketika mereka berbagi pemikiran mereka, hal ini dapat mengisi kekosongan dan meningkatkan pembelajaran mereka. 

3. Kepemimpinan

Kepemimpinan dimulai dari rumah. Anak-anak belajar memimpin dengan memperhatikan orangtuanya. Segala sesuatu mulai dari seperti bagaimana menyelesaikan tugas, menyelesaikan tanggung jawab, mengatur jadwal, dan melakukan pekerjaan rumah tangga adalah bentuk tampilan kepemimpinan.

Olahraga adalah salah satu cara di mana anak-anak dapat belajar kepemimpinan. Berikan anak-anak kesempatan untuk mengerahkan keterampilan kepemimpinan, misalnya dengan memberi mereka daftar tugas dan rencana mereka untuk menyelesaikannya pada waktu yang ditentukan. 

Satu hal yang harus ditekankan juga, menjadi pemimpin bukan berarti anak-anak harus berada yang paling depan, menjadi ketua, terbaik, tertinggi atau menjadi yang paling atas dan lainnya, menjadi pemimpin adalah seseorang yang mampu menempatkan diri dengan baik di manapun posisinya. Pemimpin yang luar biasa juga bermula dari menjadi pengikut yang baik. 

4. Kemampuan Beradaptasi 

Satu-satunya hal yang pasti di dunia ini adalah ketidakpastian. Banyak hal berubah-ubah bahkan dapat berubah tanpa peringatan. Membantu anak-anak kita untuk beradaptasi dengan perubahan akan membantu mereka sukses di sekolah, pekerjaan, dan kehidupan, di mana segala sesuatunya juga dapat berubah dengan cepat. 

Anak-anak juga berubah, mereka akan terus bertransformasi dalam tahapan kehidupan. Dari menjadi balita, anak-anak, remaja, dewasa, dan seterusnya. Anak-anak juga tidak selamanya berada di rumah, mereka bergaul dengan teman-temannya yang mungkin dibesarkan dengan nilai-nilai yang berbeda, belum lagi lingkungan baru yang akan mereka temui, makanan, baru, aturan baru, dan lain-lain. 

Kemampuan beradaptasi menandakan kedewasaan berpikir. Salah satu cara untuk mengajar anak-anak tentang perubahan adalah dengan menggunakan contoh-contoh yang ditemukan di alam. Serangga, seperti ulat, berubah menjadi kupu-kupu yang indah, pepohonan berubah di antara musim, langit berubah, bulan berubah, dll. Hal yang sama berlaku untuk orang. Ingatkan anak bahwa apa pun yang terjadi di dalam dan di sekitar mereka dapat berubah, perubahan adalah bagian dari kehidupan.

5. Kemampuan Problem Solving atau Meyelesaikan Masalah 

Masalah yang dihadapi anak tentu tidak sama dengan masalah yang dihadapi orang dewasa, tetapi anak harus memiliki kemampuan problem solving yang bisa membantu mereka mengatasi masalah tersebut dengan baik. 

Kemampuan ini jika diasah akan terus berkembang, salah satunya dalam kemampuan kognitif. Anak yang memiliki kemampuan mengatasi persoalan dengan baik akan tidak menemui hambatan dalam mengatasi permasalahan di kehidupan sehari-hari seperti masalah berebut mainan dengan teman sebaya, kesulitan memahami aturan bermain dan lain-lain.

Problem solving tidak hanya berguna untuk menyelesaikan masalah mereka sehari-hari, tetapi keterampilan problem solving juga bermanfaat saat anak harus mengeksplorasi dunianya atau saat anak mengerjakan tugas-tugas di sekolah.

Keterampilan problem solving akan berbeda pada setiap anak sesuai tahapan usianya dan tahap perkembangannya, karena keterampilan memecahkan masalah berkaitan dengan bagaimana anak berpikir, memahami, dan mendapatkan pemahaman akan dunianya, termasuk juga kemampuan mengingat, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

Ini baru lima dari sekian banyak soft skill yang penting ditanamkan pada anak sejak dini. Karena Soft skill adalah kemampuan dari dalam diri, mari kita terus asah kemampuan soft skill anak-anak kita. karena anak-anak masih mudah dibentuk dan diarahkan.

It is easier to build strong children than to repair broken adults.” ~ F. Douglas
(Lebih mudah membangun anak-anak yang kuat daripada memperbaiki orang dewasa yang rusak)

Komentar

(1)
  1. Wah ntar akan dilanjutkan dengan postingan soft skill yag lain kah mbak?
    Zaman sekarang makin banyak yang menyadari bahwa soft skill juga penting utk dimiliki anak2 yaa. Supaya gak cuma pinter akademik tapi juga punya adab yg baik :D

    BalasHapus

Posting Komentar