Cerita Jalan-Jalan ke Legoland (1)

                       

Bersambung dari cerita perjalanan di Batam dan Singapura, setelah melalui perjalanan yang melelahkan kami tiba di JB (Johor Bahru)

sebelum cerita seperti apa sih suasana Legoland mau cerita sedikit = banyak, tentang perjalanan sebelum main-main di Legoland.

Sejak dari terminal bus Woodlands jam lima sore, lima jam lebih kami mematut berdiri (ngarepnya sepatu atau botol air aja yang ngantri) menunggu bus yang akan mengantar kami ke cekpoint Woodlands.



Bukan tanpa sebab, kami datang saat high season libur hari raya imlek. Jadi sudah terbayangkaaan?! suasananya seperti apa!? Menurut informasi, bus dari dan menuju cekpoint macet, arus kendaraan dan orang sangat padat. Bagusnya meski demikian, suasana masih tetap terkendali, mungkin karena terbiasa mengantri, hal seperti ini mah kecil aja buat warga singapura. Sekedar informasi bis dari woodlands menuju cekpoint beroperasi dari jam 08.00 sampai jam 23.30.

Anak-anak mulai bosan, gelisah dan pegal-pegal, untungnya sudah sempat makan. Tak henti-hentinya mereka saya ingatkan untuk sering-sering minum agar tak dehidrasi. Sampai akhirnya karena tak kuat, mereka nekat selonjoran di lantai, merasa ini sikap yang lucu suami berinisiatif memotret tingkah mereka, tapi kejadian ini membuat kami tengsin dan jadi pusat perhatian.

Karena tidak berapa lama seorang security menegur apa yang kami lakukan, melarang  dan menyuruh suami saya untuk menghapus semua gambar, oooww! Ternyata ada larangan leyeh-leyeh di antrian dan memotret di area publik seperti terminal bus di Singapura *pelajaran.

                             

Bus yang membawa kami ke Woodlands akhirnya tiba jam sepuluh malam, tarifnya lumayan delapan dollar untuk lima orang (jaraknya tidak terlalu jauh) Dan benar saja kemacetan sangat parah terjadi sepanjang perjalanan ke cekpoint keluar Singapura. Sekali lagi kami mengantri.
     
Pun demikian suasana perjalanan menuju cekpoint JB untuk memasuki wilayah Malaysia, situasinya kurang lebih sama, bahkan antrian luar biasa panjang hanya untuk naik eskalator dan masuk lift...huufft...!!

Alhamdulillah, kemudahan terjadi di sini seorang petugas imigrasi di lift membantu saya menyelak antrian, karena saat itu saya tergopoh-gopoh menggendong bayi saya yang sudah tidur. 

Kemudahan lain juga terjadi saat menuju tempat stempel seorang petugas perempuan mengizinkan kami melewati jalur khusus tanpa melewati antrian. 

Saat menuju cekpoint JB ada satu kealpaan kami yang harus di ingat di kemudian hari, yaitu memastikan untuk menyiapkan uang pecahan kecil jika berada di negeri orang.

Saya merasa bersalah, meski jumlahnya tidak besar kami tidak membayar ongkos bis saat menuju cekpoint JB uang yang kami bawa nominalnya  terlalu besar RM50, sedangkan ongkos bis hanya RM10 (untuk lima orang) pak sopir tidak punya kembalian saat itu, berulang kali saya meminta maaf. Pak sopir meminta kami memecahkan uang dan mencarinya di terminal bus di luar cekpoint.

Sayang nya sampai kami tiba di sana tak kami temukan pak sopir bus tersebut, semoga saja beliaunya ikhlas. Bis yang kami tumpangi ini ternyata adalah "Bas Pekerja" yang sedang memanfaatkan high season dengan mengambil penumpang umum, dari bahasa tubuh pak sopir saya bisa merasakan uang senilai RM10 besar baginya.

Kelelahan belum berakhir setelah memasuki wilayah malaysia kami harus masih bersabar, hari sudah lewat tengah malam, jadi kami harus naik taksi ke hotel. Tak seperti di Jakarta yang langsung naik sesuai pilihan. Taksi-taksi di cekpoint JB Malaysia harus berbaris dalam antrian untuk menarik penumpangnya. Dan kami sebagai penumpang juga harus antri untuk mendapatkan taksi kami, jadi sistemnya tidak membayar langsung kepada sopir, ongkos taksi sudah di tetapkan, di hitung per orang, di bayarkan kepada petugas semacam kasir, yang menghitung dan menentukan harga sesuai jumlah penumpang dan jarak ke tujuan. Nahh...kami calon penumpang harus mengantri menuju kasir tersebut. Panjang antrian sudah tidak karuan...hhhh..!

Akhirnya...

Setelah membayar ongkos taksi kepada kasir, maka seorang petugas lain akan mengarahkan penumpang kepada taksi yang di tunjuk, kemudian memberikan ongkos yang sudah dibayarkan di kasir tadi (ribett yaa) Mungkin menghindari perebutan penumpang kali yaa...mengantri di tempat taksi saja kami menghabiskan waktu hampir dua jam lebih.

Perjalanan ke hotel kurang lebih tigapuluh menit.

Sejak jam lima kami di woodlands dan baru tiba di hotel JB hampir jam dua malam, padahal jarak antara Woodlands-JB yaa kurang lebih sama Blok M-Depok.

Karena sudah lelah, anak-anak pun langsung tepar begitu melihat kasur hotel, kasihan mereka, teler kepayahan karena tidak terbiasa, meski begitu tak ada keluhan berati yang mereka ucapkan, mungkin karena terlalu senang besok akan ke Legoland.


                                                       Bersambung ^-^

     

    

    


      



    

     

  

    

   

      

   

     



      
      

       

     

      

      

     

      
   

   

   

       

Komentar

(1)
  1. Hhmmm kebayang mom lelahnya anak2 juga mom nunu yg bawa bayi.. Tp ini pasti sangat berkesan buat mereka ya

    BalasHapus

Posting Komentar